0

Keuntungan Berhubungan Jarak Jauh

Siapa bilang berhubungan jarak jauh tidak menyenangkan? Ternyata banyak juga keuntungan yang bisa didapat, saat kita dan kekasih berhubungan jarak jauh.

Berikut beberapa keuntungannya, seperti dituliskan oleh Sheknows.

1. Antisipasi. Berhubungan jarak jauh memberikan kita kesempatan untuk berantisipasi. Saat kekasih tak ada di sisi, kita bisa lebih mudah melakukan penilaian terhadapnya: apa memang ia pasangan yang tepat untuk kita, atau justru sebaliknya. Anda pun lebih bisa menilai pasangan secara objektif.

2. Jarang bertengkar. Berhubungan jarak jauh otomatis akan mengurangi pertengkaran Anda. Rasa rindu yang melanda seringkali mengalahkan kekesalan Anda pada kekasih. Anda pun belajar untuk lebih toleransi dan pengertian.

3. Menghilangkan kebosanan. Seringkali, saat hubungan cinta telah berlangsung lama, rasa bosan mulai melanda. Namun hal tersebut tak berlaku saat Anda berhubungan jarak jauh. Keinginan untuk terus bertemu dan bertatap muka dengan pasangan akan mengalahkan rasa bosan Anda.

4. Lebih romantis. Saat Anda menjalankan hubungan jarak jauh, waktu bertemu pasangan terasa sangat berharga. Dan saat Anda berdua bertemu, sisi romantis akan mendominasi. Anda dan pasangan seolah tak ingin membuang waktu untuk menunjukkan rasa cinta yang ada. Hubungan pun terasa lebih menyenangkan.

Jadi, jangan ragu untuk menjalankan hubungan jarak jauh!



(http://id.news.yahoo.com/yn/20110130/tls-keuntungan-berhubungan-jarak-jauh-692ef6f.html)
0

Obat Ampuh Usai Patah Hati

Perceraian, putus dengan pacar, atau perpisahan dengan orang terkasih memang sangat menyakitkan, bahkan kerapkali memunculkan krisis identitas.

Pernahkah Anda merasa sangat rapuh sejak berpisah dari pasangan? Atau, mungkin Anda menjadi sering bertanya siapa Anda dan apa yang akan Anda lakukan setelah berpisah dengannya.

Percayalah, Anda tidak sendiri. Sebuah artikel yang ditulis Slotter pada Journal Personality and Social Psychology melaporkan, biasanya orang akan memiliki pandangan yang 'kelabu' tentang dirinya sendiri setelah mengalami perpisahan. Mereka kerapkali susah mengganti 'kita' menjadi 'saya,' saat berbicara tentang diri mereka.

Saat hubungan berakhir, orang cenderung ingin berubah dan melepaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan mantan pasangan.

Semakin besar komitmen yang ditinggalkan, maka semakin besar pula keinginan untuk berubah saat hubungan berakhir. Namun, hal ini justru yang sering mengakibatkan stres berkepanjangan dan menghambat 'proses pemulihan' saat perubahan-perubahan tersebut tidak mengubah apapun.

Wanita lebih sulit untuk mendefinisikan pandangannya kembali dibandingkan pria. Hal ini yang membuat mereka terlihat sangat rapuh.Wanita merasa tidak ada yang sebanding dengan sakit hati yang ia rasakan sehingga pikiran dan logika terfokus dengan mencari cara untuk bangkit.

Lalu, bagaimana menangani stres karena krisis identitas setelah perpisahan? Berikut tips dari Dr. Jeanette Raymond seperti dilansir laman Yourtango.

1. Ceritakan tentang perpisahan Anda pada orang lain. Namun, jangan terus mencari kesalahan
'sang mantan' karena hal tersebut hanya akan membuat Anda lebih sakit hati. Dengan bercerita Anda akan mencoba mencari diri Anda dan menganggap cerita pahit tersebut hanya bagian dari pelajaran hidup Anda. Pengalaman bercerita akan menciptakan memori baru, dan membantu memenjarakan memori yang telah terjadi dengan mantan pasangan.

2. Katakan pada teman bahwa Anda yakin telah mengambil keputusan tepat dan telah merencanakan hal baik untuk diri sendiri.
Saat Anda mendengar Anda berbicara dengan penuh percaya diri tentang rencana-rencana hidup, akan terbentuk saraf-saraf baru pada otak yang akan membantu mengatasi rasa takut dan ragu. Memberi pikiran dan energi positif dengan memikirkan langkah ke depan lebih baik daripada hanya menoleh ke belakang dan meratapinya.

3. Diskusikan pro dan kontra yang muncul saat bercerita. Anda akan mengetahui sisi positif dan negatif dari perpisahan sehingga membantu proses pemulihan. Pembicaraan tersebut akan membuka jendela baru untuk membantu Anda melihat dan membangun identitas personal sehingga Anda akan merasa lebih kuat dan percaya diri.

4. Buatlah daftar karakter Anda yang bernilai dan dapat membantu Anda di masa depan. Penghargaan terhadap karakteristik Anda membantu mengetahui posisi Anda dalam hubungan. Selain itu, Anda harus melakukan instrospeksi dan mengubur beberapa aspek dari diri Anda untuk dapat masuk kembali dalam sebuah komitmen.

Buanglah sifat-sifat yang mengakibatkan sebuah hubungan seperti berjalan di tempat. Milliki apa yang Anda miliki dengan kebanggaan. Percayalah bahwa Anda dapat menarik perhatian pria lebih baik.



(http://id.news.yahoo.com/viva/20110128/tls-obat-ampuh-usai-patah-hati-34dae5e.html)
0

Tips Bila Orangtua Tak Restui Pasangan

Mempunyai pacar yang Anda sayangi tentu saja sangat menyenangkan. Kehadirannya bisa membuat hidup ini lebih berwarna dan bersemangat. Tapi, bagaimana bila kisah cinta tidak berjalan mulus karena orangtua tidak setuju dengan pasangan Anda.

Kebanyakan orangtua selalu merasa tahu yang terbaik, ini tidak dapat dipungkiri karena mereka memang lebih banyak pengalaman hidup. Tetapi apakah juga mencakup calon pasangan hidup Anda?  Sebelum membuat putusan, sebaiknya mari mengevaluasi situasi hubungan Anda, dikutip dari Datingtips.

- Tanyakan orangtua Anda mengapa mereka tidak menyukai pacar Anda
Tentu saja, orangtua punya alasan bila mereka memiliki kesan negatif terhadap seseorang. Tanyakan dengan sopan pada orangtua, mengapa mereka tidak menyukai pasangan Anda.
Keluhan mereka mungkin berkisar antara fisik, misalnya pacar Anda jauh lebih tua dari usia Anda. Atau mungkin juga karena perilaku pacar Anda yang terlalu lekat dengan Anda, padahal belum menikah.

- Tanyakan pada teman-teman Anda
Berbicaralah dengan teman-teman dekat Anda dan meminta pendapat mereka tentang pacar Anda. Bila ada sesuatu yang kurang sreg, jangan mendebat mereka, sebaliknya dengarkanlah apa yang teman-teman sampaikan.

Tentunya mereka memiliki pendapat juga dan bila mirip dengan sikap orangtua Anda, maka memang ada masalah dengan pasangan Anda.

- Mengevaluasi masalah
Kumpulkan semua informasi yang dapat tentang si dia. Lalu, evaluasilah. Tanyakan pada diri Anda, apakah akan tetap melanjutkan hubungan berdasarkan apa yang orang lain pikirkan tentang pacar Anda atau tidak.
Jika pacar Anda dianggap terlalu pemalu, mungkin dia membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengenal orang-orang di sekitar Anda. Bila pacar tidak menghormati orangtua Anda, Anda mungkin memang harus meninggalkannya.

Pada akhirnya, kata hati Anda sendirilah yang akan menentukan apakah kicah cinta ini akan berlanjut atau tidak.

- Evaluasi hubungan Anda
Anda harus memastikan mengapa menyukainya atau mempertahankannya. Apakah ini karena cinta pertama? Apakah Anda dipaksa oleh rekan-rekan untuk mempunyai pacar? Apakah Anda merasa bahwa Anda harus punya pacar untuk menjadi orang yang ‘normal’?

Apakah karena semata-mata untuk memenuhi kebutuhan seksual atau apakah Anda melihat diri Anda akan menikah dengannya? Anda dapat menggunakan "alasan" untuk mengevaluasi apakah akan melanjutkan hubungan atau tidak.

- Mengevaluasi sikapnya terhadap Anda
Apakah pacar Anda memperlakukan Anda dengan hormat atau dia menganggap Anda sebagai "pelacurnya"? Apakah dia pernah merugikan Anda baik secara fisik maupun emosional? Jika jawabannya tidak berada pada sisi positif, mungkin Anda perlu untuk mengakhiri hubungan.




(http://id.news.yahoo.com/viva/20110128/tls-tips-bila-orangtua-tak-restui-pasang-34dae5e.html)
0

Cinta Dapat Menghilangkan Rasa Sakit

Cinta tak hanya berpengaruh bagi batin seseorang. Penelitian membuktikan, rasa cinta juga dapat menyembuhkan rasa sakit pada fisik.

Istilah 'Cinta dapat mengalahkan segalanya' mungkin ada benarnya. Bukan hanya pengaruh emosional yang didapatkan saat seseorang tengah jatuh cinta, namun juga daya tahan fisik yang luar biasa.

Dikutip dari Genius Beauty, ratusan orang diminta menjadi objek penelitian. Telapak tangan mereka dipanaskan hingga tingkat kepanasan tinggi. Di saat yang sama, mereka juga diminta melihat foto orang yang dicintai.
Yang menarik, saat para objek penelitian itu melihat foto orang yang mereka cintai, rasa panas yang mereka rasakan semakin lama semakin berkurang.

Para peneliti mengambil kesimpulan bahwa rasa cinta dapat berfungsi seperti obat pengurang rasa sakit atau analgesik. Rasa cinta akan merangsang otak untuk mengurangi sensor area yang merasakan sakit. Tak hanya itu, rasa cinta juga juga dapat merangsang produksi hormon opamin, yang dapat menimbulkan rasa senang dan mood yang positif.


 
(http://id.news.yahoo.com/yn/20110127/tls-cinta-dapat-menghilangkan-rasa-sakit-692ef6f.html)
0

Ancaman di Balik 'Permak' Payudara

Untuk memperindah payudara, tidak sedikit wanita yang menjalani operasi plastik atau implan payudara. Meski terbilang aman jika dilakukan ahli bedah terpercaya, prosedur ini tetap menyimpan risiko.

Menurut penelitian terbaru terungkap ada risiko baru yang membahayakan akibat menjalani implan payudara. Wanita yang melakukan prosedur ini memiliki risiko lebih tinggi mengalami kanker langka di sekitar silikon payudara mereka.

Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat dalam laporannya menyebutkan, wanita dengan payudara yang dipermak lebih berisiko terkena kanker payudara langka. Badan ini menyarankan agar wanita dengan payudara implan harus memeriksakan diri secara rutin meski tidak ada gejala penyakit.

Protes terhadap keamanan implan payudara di Amerika Serikat telah berlangsung bertahun-tahun dan sempat dilarang pada 1992 akibat kebocoran silikon yang menyebabkan penyakit kronis.

"Kita tidak cukup tahu mengenai produk dan apakah aman digunakan," kata Amy Allina, Direktur Kebijakan National Women's Health Network.

Diperkirakan, 5-10 juta wanita di seluruh dunia menggunakan implan payudara dengan alasan kesehatan atau kecantikan.

Dalam laporannya, FDA menemukan 60 laporan terjadinya kanker kekebalan tubuh yang dinamai limfoma anaplastik sel besar (ALCL). Diketahui, pengembangan penyakit ini terjadi di bekas luka dekat implan payudara. Sedangkan jenis kanker ini sangat jarang ditemukan pada wanita yang tidak menggunakan implan, hanya terjadi pada tiga dari 100 juta orang.

"Kita membutuhkan lebih banyak data untuk lebih memahami masalah ini" Allina mengungkapkan, seperti dikutip CBC News.

Gejala kanker ALCL, termasuk pembengkakan atau rasa nyeri di sekitar daerah implan. Gangguan ini muncul antara satu hingga 23 tahun setelah perangkat tersebut dimasukkan. Allina menyarankan untuk menghubungi dokter jika wanita merasakan gejala tersebut. Perawatannya termasuk pengangkatan implan, kemoterapi atau radiasi.

Namun belum ditemukan apakah wanita yang menjalani implan payudara pasca-operasi pengangkatan payudara memiliki risiko lebih tinggi daripada mereka yang menanam implan demi alasan kosmetik.




(http://id.news.yahoo.com/viva/20110127/tls-ancaman-di-balik-permak-payudara-34dae5e.html)
Back to Top